Strategi Yahudi Menghancurkan Islam
Berdasarkan data-data dari sumber primer yang sudah terbuka
di media, bahwa menunjukkan arah yang sangat jelas aliansi Yahud i-
Nasrani membangun peradaban baru yang komprehensif dan menyeluruh dengan
menghapus peradaban Islam. Inilah langkah-langkah strategis yang
sekarang sedang berlangsung. Koalisi Yahudi – Nasrani mengerahkan segala
daya untuk mewujudkan peradaban yang mereka cita-citakan itu dengan
terus menghancurkan dan memerangi peradaban Islam.
Pertama, dari segi ideologi (agama) koalisi Yahudi – Nasrani yang menggunakan baju Amerika ini bertujuan mengubah wajah agama Islam dan keyakinan dasarnya (aqidahnya), mengubahnya dan menjauhkan kaum Muslimin darinya.
Caranya dengan menampilkan kepada kaum Muslimin model Islam ala Amerika yang moderat dan sekuler. Islam materialisme. Menghadirkan ‘Islam’ sekadar formalitas, adat dan ritual tertentu saja, yang jauh dari hakikat ruh Islam yang sebenarnya. Bersama dengan itu aliansi Yahudi – Nasrani terus berusaha mengubah keyakinan dasar kaum Muslmin.
Aliansi Yahudi – Nasrani ingin menghapus permasalahan-permasalahan yang sangat prinsip (utama) yang berkaitan dengan intisari agama : al wala’ al bara’, entitas politik, kepribadian muslim, kehidupan Islami di segala bidang, dan seterusnya.
Alat utamanya adalah para ulama pro-pemerintah dan sebagian orang yang rusak, dan justru menjadi simbol kebangkitan Islam, membentuk kelompok-kelompok kecil lyang terdiri dari ulama kolonial atau ‘da’i Pentagon’.
Mereka membuat program ambisius melali kerjasama dengan pemerintah di Dunia Islam untuk mencetak generasi ulama dan juru dakwah yang hanya memiliki sampah pemikiran dan menjadi ‘kloning’ ideologi Amerika (Yahudi-Nasrani). Program ini dijalankan melalui apa yang mereka sebut dengan : “Workshop Pembangunan Syariah untuk Khatib, Imam, Penceramah dan Guru”.
Program ini juga dilakukan melalui pembangunan yayasan-yayasan keislaman – dengan berbagai nama – yang mengarahkan kepada degradasi jatidiri Muslim dan penyimpangan agama atas nama dialog, paham moderat, diskursus, dan perumusan ulang wacana agama, dengan posisinya sebagai yayasan sosial sipil non-pemerintah.
Langkah yang dilakukan aliansi Yahudi – Nasrani dalam memperjuangkan ambisi mereka untuk mengubah agama Islam tak hanya sampai di situ. Bahkan, pertengahan 2004, mereka mengumpulkan para ilmuwan, pakar, dan beberapa orang yang telah murtad untuk meringkas Al-Qur’an.
Mereka menerbitkan Al-Qur’an versi baru yang telah diringkas, dihapus semua ayat tentang jihad, al wala wa al bara’, dan ayat-ayat yang mengajak untuk benci kepada orang-orang kafir, memisahkan diri dari orang kafir, serta melawan mereka. Aliansi Yahudi – Nasrani yang mendompleng Amerika itu, berdalih ayat-ayat ini menjadi dasar terorisme dalam agama Islam. Al-Qur’an versi baru hasil ringkasan ini mereka namakan ‘Furqanul Haq’ (Pembela yang Benar).
Seakan-akan Al-Qur’an yang menjadi pegangan kaum Muslim, yang diturunkan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallahu alai wa sallam itu, sebagai ‘Furqanul Bathil’ (Pembeda yang Bathil). Mereka melakukankebohongan dengan cara yang luar biasa. Tujuannya ingin menghancurkan Islam dari akar ajarannya. Dengan dilucuti kaum Muslimin dari aqidah dan dasar ajarannya yang bersumber dari Al-Qur’an, maka kaum Muslimin sudah tidak memiliiki ruh lagi, menghadapi proyek peradaban yang dibangun aliansi Yahudi – Nasrani itu.Kaum Muslimin akan menjadi lumpuh total.
Kedua, aliansi Yahudi – Nasrani berusaha dengan segala daya dan upaya mensekulerkan dan memecah belah pemikian Dunia Islam dan Arab, dan merekonstruksinya kembali sesuai dengan pemikiran Amerika. Usaha ini diwujudkan dengan mencetak generasi yang sudah tercuci otaknya dan tidak lagi mempunyai perhatian dan pemikiran terhadap Islam, dan mereka tidak lagi terikat degnan sejarah dan kebudayaan mereka yang bersumber dari Al-Qur’an.
Mereka ini dipimpin oleh sekelompok orang yang tidak lagi berafiliasi ke dalam agama Islam, selain hanya sebatas penampilan saja. Mereka a dalah para pengikut Zionis – Salibis dalam hal pemikiran, kebudayaan dan keyakinan, meskipun mereka masih berstatus beragama Islam.
Tujuan dan program ini mempunyai banyak rincian yang sangat detil , dan dengan tema ‘perang pemikiran’, dan methode ini dikearhkan oleh aliansi Yahudi – Nasrani yang menggunakan baju Amerika, dan bertujuan memisahkan kaum Muslimin dari agama mereka.
Ketgai, dibidang politik, proyek ini bertujuan memecah entitas politik yang berdiri di Dunia Islam dan Arab. Aliansi memformat ulang dengan memainkan peta politik, membut tatanan baru di Dunia Islam dan Arab, dan mengerat-ngerat negari-negeri Muslim menjadi keratan-keratan yang terpecah-pecah kecil , seperti yang terjadi di Sudan. Antara Sudan Utara dan Selatan. Aliansi Yahudi – Nasrani untuk memenangkan proyek ini dengan menggunakan para tokoh lokal, yang merupakan boneka mereka. Para boneka itu dengan dukungan Amerika, bertindak untuk menghancurkan kekuatan negeri-negeri Muslim dengan perang dan konflik. Alasan mereka yang selalu mereka hembuskan ketidak-adilan, kemiskinan, dan masalah agama dan etnis.
Inilah diantara strategi yang dikembangkan oleh aliansi Yahudi – Nasrani untuk memporak-porandakan Dunia Islam dan Arab.
Ada dengan menggunakan kekuatan militer mereka menghancurkan negeri-negeri Muslim, membunuh para tokohnya, dan mengadu domba kelompok-kelompok di dalam sebuah negeri, yang kem udian melahirkan konflik yang berlarut-larut, yang ujungnya perdamaian dengan langkah menuju ke arah pemisahan melalui sebuah referendum. Semuannya ini diotaki oleh aliansi Yahuhi – Nasrani yang sekarang sedang ingin membangun peradab an materialisme di negeri-ngeri muslim. Wallahu-alam.
Pertama, dari segi ideologi (agama) koalisi Yahudi – Nasrani yang menggunakan baju Amerika ini bertujuan mengubah wajah agama Islam dan keyakinan dasarnya (aqidahnya), mengubahnya dan menjauhkan kaum Muslimin darinya.
Caranya dengan menampilkan kepada kaum Muslimin model Islam ala Amerika yang moderat dan sekuler. Islam materialisme. Menghadirkan ‘Islam’ sekadar formalitas, adat dan ritual tertentu saja, yang jauh dari hakikat ruh Islam yang sebenarnya. Bersama dengan itu aliansi Yahudi – Nasrani terus berusaha mengubah keyakinan dasar kaum Muslmin.
Aliansi Yahudi – Nasrani ingin menghapus permasalahan-permasalahan yang sangat prinsip (utama) yang berkaitan dengan intisari agama : al wala’ al bara’, entitas politik, kepribadian muslim, kehidupan Islami di segala bidang, dan seterusnya.
Alat utamanya adalah para ulama pro-pemerintah dan sebagian orang yang rusak, dan justru menjadi simbol kebangkitan Islam, membentuk kelompok-kelompok kecil lyang terdiri dari ulama kolonial atau ‘da’i Pentagon’.
Mereka membuat program ambisius melali kerjasama dengan pemerintah di Dunia Islam untuk mencetak generasi ulama dan juru dakwah yang hanya memiliki sampah pemikiran dan menjadi ‘kloning’ ideologi Amerika (Yahudi-Nasrani). Program ini dijalankan melalui apa yang mereka sebut dengan : “Workshop Pembangunan Syariah untuk Khatib, Imam, Penceramah dan Guru”.
Program ini juga dilakukan melalui pembangunan yayasan-yayasan keislaman – dengan berbagai nama – yang mengarahkan kepada degradasi jatidiri Muslim dan penyimpangan agama atas nama dialog, paham moderat, diskursus, dan perumusan ulang wacana agama, dengan posisinya sebagai yayasan sosial sipil non-pemerintah.
Langkah yang dilakukan aliansi Yahudi – Nasrani dalam memperjuangkan ambisi mereka untuk mengubah agama Islam tak hanya sampai di situ. Bahkan, pertengahan 2004, mereka mengumpulkan para ilmuwan, pakar, dan beberapa orang yang telah murtad untuk meringkas Al-Qur’an.
Mereka menerbitkan Al-Qur’an versi baru yang telah diringkas, dihapus semua ayat tentang jihad, al wala wa al bara’, dan ayat-ayat yang mengajak untuk benci kepada orang-orang kafir, memisahkan diri dari orang kafir, serta melawan mereka. Aliansi Yahudi – Nasrani yang mendompleng Amerika itu, berdalih ayat-ayat ini menjadi dasar terorisme dalam agama Islam. Al-Qur’an versi baru hasil ringkasan ini mereka namakan ‘Furqanul Haq’ (Pembela yang Benar).
Seakan-akan Al-Qur’an yang menjadi pegangan kaum Muslim, yang diturunkan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallahu alai wa sallam itu, sebagai ‘Furqanul Bathil’ (Pembeda yang Bathil). Mereka melakukankebohongan dengan cara yang luar biasa. Tujuannya ingin menghancurkan Islam dari akar ajarannya. Dengan dilucuti kaum Muslimin dari aqidah dan dasar ajarannya yang bersumber dari Al-Qur’an, maka kaum Muslimin sudah tidak memiliiki ruh lagi, menghadapi proyek peradaban yang dibangun aliansi Yahudi – Nasrani itu.Kaum Muslimin akan menjadi lumpuh total.
Kedua, aliansi Yahudi – Nasrani berusaha dengan segala daya dan upaya mensekulerkan dan memecah belah pemikian Dunia Islam dan Arab, dan merekonstruksinya kembali sesuai dengan pemikiran Amerika. Usaha ini diwujudkan dengan mencetak generasi yang sudah tercuci otaknya dan tidak lagi mempunyai perhatian dan pemikiran terhadap Islam, dan mereka tidak lagi terikat degnan sejarah dan kebudayaan mereka yang bersumber dari Al-Qur’an.
Mereka ini dipimpin oleh sekelompok orang yang tidak lagi berafiliasi ke dalam agama Islam, selain hanya sebatas penampilan saja. Mereka a dalah para pengikut Zionis – Salibis dalam hal pemikiran, kebudayaan dan keyakinan, meskipun mereka masih berstatus beragama Islam.
Tujuan dan program ini mempunyai banyak rincian yang sangat detil , dan dengan tema ‘perang pemikiran’, dan methode ini dikearhkan oleh aliansi Yahudi – Nasrani yang menggunakan baju Amerika, dan bertujuan memisahkan kaum Muslimin dari agama mereka.
Ketgai, dibidang politik, proyek ini bertujuan memecah entitas politik yang berdiri di Dunia Islam dan Arab. Aliansi memformat ulang dengan memainkan peta politik, membut tatanan baru di Dunia Islam dan Arab, dan mengerat-ngerat negari-negeri Muslim menjadi keratan-keratan yang terpecah-pecah kecil , seperti yang terjadi di Sudan. Antara Sudan Utara dan Selatan. Aliansi Yahudi – Nasrani untuk memenangkan proyek ini dengan menggunakan para tokoh lokal, yang merupakan boneka mereka. Para boneka itu dengan dukungan Amerika, bertindak untuk menghancurkan kekuatan negeri-negeri Muslim dengan perang dan konflik. Alasan mereka yang selalu mereka hembuskan ketidak-adilan, kemiskinan, dan masalah agama dan etnis.
Inilah diantara strategi yang dikembangkan oleh aliansi Yahudi – Nasrani untuk memporak-porandakan Dunia Islam dan Arab.
Ada dengan menggunakan kekuatan militer mereka menghancurkan negeri-negeri Muslim, membunuh para tokohnya, dan mengadu domba kelompok-kelompok di dalam sebuah negeri, yang kem udian melahirkan konflik yang berlarut-larut, yang ujungnya perdamaian dengan langkah menuju ke arah pemisahan melalui sebuah referendum. Semuannya ini diotaki oleh aliansi Yahuhi – Nasrani yang sekarang sedang ingin membangun peradab an materialisme di negeri-ngeri muslim. Wallahu-alam.
0 komentar:
Posting Komentar